Latar Belakang
Tidak jarang dijumpai, awal dari kesuksesan seseorang adalah dengan membaca, sehingga ada sebuah istilah “Membaca adalah Jendela Dunia”. Pernyataan ini menjelaskan bahwa pentingnya membaca bagi Prestasi seseorang. Contoh orang sukses yang diawali dengan membaca, Negara maju yang masyarakatnya gemar membaca. Agar kehidupan manusia berlangsung dinamis, Allah SWT menciptakan manusia pada awalnya dalam kondisi buta ilmu pengetahuan. Tetapi manusia memiliki fitrah ingin tahu, dan Allah meberikan manusia sarana belajar yaitu hati, mata, akal, dan telinga. Manusia yang belajar dengan menggunakan sarananya secara baik, akan memiliki ilmu yang luas dan dalam. Mereka akan menguasai kunci-kunci untuk membangun dan memanfaatkan alam semesta dengan sebaik-baiknya.
Akan tetapi, gelombang meterialistik yang destruktif, yang begitu gencar melanda, telah membuat banyak anak-anak kita tidak terarahkan secara baik. Banyak diantara mereka yang malas membaca. Tidak hanya dijenjang sekolah yang lebih rendah, bahkan sampai diperguruan tinggi pun, minat membaca sangat rendah. Tentu saja hal ini sangat mempengaruhi kualitas ilmu mereka. Padahal potensi otak manusia sangat dahsyat. Dalam berbagai penelitian ditunjukkan, bahwa tingkat pemanfaatan potensi otak manusia, baru mencapai sepuluh sampai dua puluh persen.
Tiada hari tanpa membaca”. Kalimat itu jelas taka sing menjadi kredo (kepercayaan, keyakinan) yang menjejali berbagai ruang pencerahan di negeri kita. Sayangnya, bagsa kita memang memiliki kebebalan rasa yang sudah sedemikian parah. Beribu kredo, slogan, motto berderet, semua hanya menjadi pajangan.
Akan tetapi membaca memang sebuah kebutuhan. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan, terangsang kreativitasnya, mendorong timbulnya keinginan untuk dapat berpikir kritis dan sistematis, memperluas, dan memperkaya wawasan serta membentuk kepribadian yang unggul dan komptitif.Lebih dari itu, membaca secara tidak langsung juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi, anda harus paham, bahwa tingkat kesejahteraan itu tidak hanya diukur dari rumah-rumah yang megah, mobil yang kinclong, ataupun pakaian rancangan para desainer kondang. Percayakan anda, bahwa ada sepasang suami isteri bertitel Doktor, yang memiliki karier lumayan mentereng, ternyata tak memiliki apa-apa selain koleksi buku yang mencapai ribuan judul jumlahnya. Bahkan rumahpun masih mengontrak. Padahal gaji mereka, anda bisa menebak, mencapai belasan juta rupiah. Jadi, kebiasaan membaca merupakan cermin masyarakat yang sejahtera. Kok bisa? Karena dengan membaca wawasan masyarakat akan semakin luas. Masyarakat yang berwawasan, mudah bersikap proaktif terhadap perkembangan zaman. Mereka akan peka terhadap kebutuhan hidunya, oleh karenya, di era millennium ini, agar bagsa kita bisa menjadi bangsa yang tangguh, membaca menjadi prasyarat yang mutlak diperlukan. Tidak hanya penting, tetapi juga mendesak. Karena mambaca adalah kunci membangun peradaban.
Sedangkan anda tahu, proses memilki ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari proses belajar. Padahal proses belajar itu sebagian besar merupakan proses membaca. Ilmu pengetahuan yang berkembang secara cepat, itu tidak mungkin lagi dapat dikuasai melalui proses mendengar atau transisi dari sumber ilmu pengetahuan (guru) akan tetapi harus melalui proses mambaca. Menurut Tilar (1999), proses membaca adalah proses memberikan arti kepada dunia (Give meaning to the world). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang gemar membaca atau (Reading society) akan melahirkan masyarakat yang belajar (Learning Society).
Payahnya minat baca anak bangsa, Rendahnya kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara juga berarti rendahnya kemampuan mebaca. Dengan kemampuan membaca yang rendah, kemungkinan besar minat baca yang dimilikipun rendah. Tingginya presentasi angak bebas buta huruf di Indonesi, yakni sebesar 87% ternyata juga tidak menjamin tingginya minat baca serta kebiasaan membaca di masyarakat kita.
Kemampuan baca seseorang dipengaruhi oleh kesiapan membacanya. Kesapan membaca seseorang dipengaruhi oleh factor lingkungannya. Membaca merupakan proses komunikasi. Membaca dapat juga dikatakan sebagai suatu kerja yang aktif dan interaktif sebagai proses memahami makna, yang akan menjadikan seseorang tertantang untuk terus berpikir. Buku menjadi bekal bagi mereka untuk menjadi anak yang berhasil, buku itulah kuncinya. Kita harus menanamkan pada anak bahwa buku itu segalanya. Jadi kita harus berusaha membuat buku itu menarik.
Membaca bisa menjadikan kaya pengetahuan, berkembang intelegensinya, kemampuan konsentrasi serta komunikasinya. Membaca juga bisa menjadikan bijak dan mengubah suasana hati seseorang, menjadikan seseorang mampu menghargai dan tidak mudah meremehkan orang lain. (Elly Damaiwati. Karena buku senikmat susu. 2007. Surakarta: Indiva Media Kreasi)
Perilaku membaca mahasiswa psikologi berbeda-beda, ada yang ketika kuliah berlangsung, ada yang membaca ketika di rumah, ataupun ada yang membaca melalui diskusi tatapi aktivitas ini sangat minim dilakukan. Lebih banyak mahasiswa psikologi yang memilih berbincang-bincang dengan temannya saat menunggu Dosen atau di tempat lain dari pada membawa buku dan membaca.
Rendahnya minat membaca mahasiswa fakultas psikologi terlihat dari minornya mahasiswa psikologi yang mengunjungi perpustakaan UIN Malang untuk meminjam maupun membaca buku-buku.
Sering dijumpai mahasiswa psikologi yang tidak bisa menjelaskan tentang sejarah maupun teori-teori besar yang sangat penting dalam ilmu psikologi (Great Theory).
Indeks prestasi tertinggi mahasiswa psikologi pada rekap nilai wisudawan tahun 2008 adalah 3,61. Bila dibandingkan dengan fakultas tarbiyah (PAI) yang indeks prestasi tertinggi 3,98, menunjukkan bahwa mahasiswa psikologi tertinggal beberapa point dengan fakultas yang lain.
Jarang dijumpai mahasiswa psikologi yang membawa buku-buku bacaan waktu masuk kuliah. Hanya beberapa orang saja yang membawa buku sesuai dengan mata kuliah yang diikuti sedangkan yang lain biasanya hanya membawa binder atau buku tulis.
Dari informasi-informasi yang kami peroleh diatas, mengenai keterkaitan antara orang-orang yang sukses dengan aktivitas membacanya yang terus-menerus. Hal tersebut membuat kami tertarik untuk meneliti “Kebiasaan Membaca Mahasisiswa psikologi dan Prestasi Belajar Mahasiswanya” untuk mengetahui hubungan antara keduanya.
  1. Perumusan Masalah
Dari gambaran diatas, terdapat beberapa permasalahan yang bisa kami ajukan, diantaranya:
a. Bagaimana perilaku (kebiasaan) membaca mahasiswa psikologi?
b. Bagaimana prestasi belajar mahasiswa psikologi?
c. Adakah korelasi antara tingkat kebiasaan membaca dengan prestasi belajar mahasiswa psikologi?
  1. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, kami mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kebiasaan membaca mahasiswa psikologi
b. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa psikologi.
c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara kebiasaan membaca dengan prestasi belajar mahasiswa psikologi.
  1. Manfaat Penelitian
- Manfaat teoritis
Adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar dalam mengembangkan ilmu dibidang tersebut.
- Manfaat praktis
a. Bagi pihak bidang kemahasiswaan (Akademik), khususnya BAK Fakultas Psikologi dapat mengetahui kebiasaan membaca mahasiswa psikologi sehingga bisa dijadikan sebagai bahan untuk pembenahan-pembenahan kurikulum kedepannya.
b. Bagi pihak Pengurus Perpustakaan, hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk menciptakan lingkungan atau kondisi yang nyaman untuk membaca sehingga minat membaca mahasiswa bisa meningkat.
c. Hasil dari Penelitian ini dapat memberikan pemahaman Bagi Mahasiswa, khususnya mahasiswa psikologi UIN Malang tentang kebiasaan membaca dan prestasi belajar sehingga mereka mampu untuk melihat realita yang ada.
  1. Kajian Teori
a. Pengertian dari Perilaku (kebiasaan) membaca
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertasBatu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
Salah satu unsur penting dalam Manajemen Diri adalah membangun kebiasaan untuk terus menerus belajar atau menjadi manusia pembelajar yang senantiasa  haus akan informasi dan pengetahuan.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Henry Ford, pendiri General Motors yang mengatakan bahwa “Anyone who stops learning is old, whether at twenty  or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to Keep your mind young.”
Tidak peduli berapapun usia kita, jika kita berhenti belajar berarti  kita sudah tua, sedangkan jika senantiasa belajar kita akan tetap awet muda. Karena hal yang terbaik di dunia akan kita peroleh dengan memelihara pikiran kita agar tetap muda.



Produk Terkait

8764264753422471004